RESUME BUKU KOMITMEN MUSLIM TERHADAP HAROKAH ISLAMIYAH

BAB SATU
Apa artinya saya mengaku muslim?
Pengakuan sebagai seorang Muslim bukanlah klaim terhadap pewarisan,bukan klaim terhadap suatu identitas,juga bukan klaim thd suatu penampilan lahir, melainkan pengakuan untuk menjadi penganut Islam, berkomitmen kepada Islam dan beradaptasi dengan Islam dalam setiap aspek kehidupan.
Adapun karakter yang harus dimiliki agar menjadi seorang Muslim sejati adalah sebagai berikut :
Pertama: Saya harus mengislamkan akidah saya
Akidah seorang Muslim adalah akidah yang benar dan shahih,selaras dengan apa yang terdapat dalam Al-quran dan sunnah Rasulullah Saw.Untuk mengislamkan akidah saya,maka konsekuensinya adalah sebagai berikut:
1. Saya harus meyakini bahwa penciptaan alam ini adalah Allah yang hakim (maha bijaksana),Qadir (Maha kuasa), ’alim (maha tahu) dan qayum (selalu mengurusi mahluknya).
2. Saya harus mengimani bahwa Al-khaliq (Sang maha pencipta) tidak menciptakan alam ini secara sia-sia, karena tidak mungkin terjadi Dzat yang menyandang sifat kesempurnaan itu berbuat sia-sia dalam apa yang diciptakan-Nya.
3. Saya harus meyakini bahwa Allah Swt telah mengutus para rasul dan menurunkan kitab-kitab untuk mengenalkan manusia kepada pengetahuan tentang Dia, tujuan penciptaan mereka, awal kejadian mereka dan tempat kembali mereka.
4. Saya harus meyakini bahwa tujuan keberadaan manusia ini adalah mengenal Allah Swt.
5. Saya harus meyakini bahwa balasan bagi orang mukmin yang taat adalah syurga sedangkan balasan bagi orang kafir yang bermaksiat adalah neraka.
6. Saya harus meyakini bahwa manusia melaksanakan kebajikan dan kejahatan dengan ikhtiar dan kehendaknya, akan tetapi ia tidak bisa melaksanakan kebaikan kecuali dengan taufik dan pertolongan Allah.
7. Saya harus meyakini bahwa menetapkan syariat merupakan hak Allah yang tidak boleh dilanggar.
8. Saya harus mengetahui nama-nama dan sifat Allah yang selaras dengan keagungan-Nya.
9. Saya harus bertafakur (merenungkan) mengenai ciptaan Allah,bukan mengenai Dazt-Nya.
10. Sifat-sifat Allah telah banyak diisyaratkan oleh ayat Alquranul karim dan merupakan sifat-sifat yang dituntut oleh kesempurnaan uluhiyah (ketuhanan).
11. Saya harus meyakini bahwa pendapat para salaf lebih utama untuk diikuti, khususnya dalam persoalan takwil dan ta’thil serta menyerahkan pengetahuan mengenai makna-makna kepada Allah Swt.
12. Saya harus beribadah kepada Allah tanpa mempersekutukanNya dengan sesuatu apapun.
13. Saya takut kepada-Nya dan tidak takut kepada selain-Nya.
14. Saya harus mengingatNya dan senantiasa mengingatNya.
15. Saya harus mencintai Allah dengan kecintaan yang menjadikan hatiku senantiasa merindukan keagunganNya,terlambat kepadaNya sehingga mendorongku untuk senantiasa menambah kebaikan,berkorban dan berjihad dijalan-Nya selama-lamanya.
16. Saya harus bertawakal kepada Allah dalam segala keadaan dan menggantungkan diri kepadaNya dalam segala urusan.
17. Saya harus bersyukur kepada Allah Swt atas segala nikmatNya yang tak terhingga serta segala karunia dan rahmatNya yang tidak terhitung.
18. Saya harus beristigfar memohon ampunan Allah dan senantiasa beristigfar.
19. Saya harus menyadari muraqabah (pengawasan) Allah Swt. Baik dalam keadaan sendiri maupun berada di tengah-tengah manusia.
Kedua: Saya harus mengislamkan ibadah saya
Dalam Islam,ibadah adalah puncak ketundukan dan puncak kesadaran mengenai keagungan ma’bud (Tuhan yang disembah).Ia merupakan tangga yang menghubungkan mahluk dengan Khaliq.Ia juga memilki pengaruh-pengaruh yang mendalam dalam interaksi antar sesame hamba Allah. Untuk mengislamkan ibadahku,maka konsekuensinya adalah sebagai berikut:
1. Ibadahku harus “hidup” dan “tersambung” kepada ma’bud (Tuhan yang dibadahi).Inilah derajat Ihsan dalam beribadah.Rasulullah Saw pernah ditanya mengenai ihsan ,maka beliau menjawab, “Hendaklah kamu beribadah kepada Allah seakan-akan kamu melihatNya,jika kamu tidak bias (seakan-akan) melihatnya,maka (sadarilah) bahwa ia melihatmu”.
2. Ibadahku harus khusyuk,sehingga saya bisa mengahayati kehangatan komunikasi dengan Allah dan nikmatnya kekhusyukan.
3. Dalam beribadah,hati saya harus hadir (sepenuh hati),melepaskan pikiran dari sekelilingku,yaitu segala kesibukan dan keinginan duniawi.
4. Dalam beribadah,saya harus tamak,tidak pernah puas dan rakus,tidak pernah kenyang.
5. Saya harus memilki keinginan yang besar untuk melaksanakan Qiyamulail (shalat malam) serta melatih diri untuk melaksanakannya sampai terbiasa,karena Qiyamulail merupakan salah satu”mesin keimanan” yang paling besar.
6. Hendaklah saya menyediakan waktu untuk membaca dan merenungkan Alquranul karim khususnya pada waktu fajar.
7. Doa harus menjadi tangga bagiku untuk memohon kepada Allah dalam setiap keadaan.
Ketiga: Saya harus mengIslamkan ahlak saya
Berahlak mulia merupakan tujuan pokok dari risalah Islam. Sebagaimana yang ditegaskan oleh Rasulullah Saw. Dalam sebuah haditsnya,”Sesungguhnya aku diutus oleh Allah untuk meyempurnakan ahlak yang mulia”. Ahlak mulia merupakan bukti dan buah keimanan. Keimanan tidak ada nilainya tanpa akhlak. Diantara sifat-sifat yang seyogianya terdapat pada seseorang agar ia berahlak Islami adalah sebagai berikut:
1. Bersikpalah wara’ (hati-hati) terhadap syubhat. Hendaklah manusia berhati-hati terhadap hal-hal yang diharamkan dan segala syubhat.Sikap wara' yang paling tinggi tingkatannya adalah yang disebutkan oleh Rasulullah Saw. Dalam hadits beliau, “Tidaklah seorang hamba mencapai derajat orang yang bertaqwa sampai ia meninggalkan apa yang tidak haram karena berhati-hati terhadap apa yang haram”.
2. Menahan pandangan. Hendaklah ia menahan pandangannya dari segala yang diharamkan oleh Allah,karena pandangan itu menimbulkan keinginan dan secara bertahap akan membawa pelakunya untuk melakukan dosa dan kemaksiatan.
3. Menjaga lidah. Hendaklah ia menjaga lidahnya dari berbicara yang berlebihan ,kata-kata kotor,kalimat-kalimat yang kasar,pembicaraan yang sia-sia,bergunjing dan mengadu domba.
4. Malu (Haya’). Hendaklah ia menjadi seorang yang pemalu dalam segala keadaan,namun sifat pemalunya ini jangan sampai menghalanginya untuk berani dalam kebenaran.
5. Pemaaf dan sabar. Salah satu sifat paling menonjol yang harus terdapat pada diri seorang muslim adalah sifat pemaaf dan sabar.”Barangsiapa bersabar dan memaafkan,sesungguhnya (perbuatan) yang demikian itu termasuk hal-hal yang diutamakan”.
6. Jujur. Ia harus jujur ,tida berdusta,mengatakan yang benar walaupun terhadap diri sendiri,tanpa merasa takut akan celaan orang yang mencela demi mendapat ridha Allah.
7. Rendah hati. Ia harus bersikap rendah hati ,khususnya terhadap saudara-saudaranya sesama muslim,tanpa membeda-bedakan dalam sikap tersebut antara yang kaya dan yang miskin.
8. Menjauhi prasangka,ghibah dan mencari cela sesama muslim.
9. Dermawan dan pemirah. Hendaklah ia menjadi seorang yang dermawan dan murah hati,siap mengorbankan jiwa dan hartanya di jalan Allah.
10. Menjadi teladan yang baik.
Keempat: Saya harus mengislamkan keluarga dan rumah tangga saya
Pengakuan sebagai seorang Muslim harus menjadikan saya sebagai pemilik risalah Islam ini dalam seluruh kehidupan.Bahkan saya harus menjadikan seluruh hidup dikendalikan sesuai dengan ajaran risalah Islam ini. Saya harus membawa risalah Islam kepada “masyarakat kecilku”;kepada keluargaku,kepad istriku,kepada anak-anakku,kemudian kerabat dekat,kemudian yang terdekat.Itulah jalan yang ditempuh oleh Rasulullah Saw pada saat memulai dakwah.
1. Tanggung jawab pernikahan.
• Pernikahan harus saya lakukan semata-mata karena Allah.
• Hendaklah salah satu tujuan pernikahanku adalah menahan pandangan,memelihara kemaluan dan bertaqwa kepada Allah,Rabbku.
• Saya harus memilih istri,pendamping hidup dan teman perjalanan dengan sebaik-baiknya.
• Saya harus memilih wanita yang berahlak dan beragama,sekalipun lebih rendah dibandingkan wanita lain dalam hal harta dan kecantikan.
• Saya harus berhati-hati jangan sampai melanggar perintah Allah dalam hal pernikahan dan takut kepada murka dan hukuman-Nya.
2. Tanggung jawab pascapernikahan.
a. Saya harus bersikap baik dan menghargainya,agar tumbuh kepercayaan antara saya dan dia.
b. Jangan sampai hubungan dengan istriku sebatas hubungan ranjang dan nafsu semata.
c. Hubungan dengan istriku baik dalam hal-hal yg telah disebutkan maupun yang belum disebutkan harus mengikuti tuntunan syara’.
3. Tanggung jawab bersama dalam mendidik anak. Pada kenyataannya,kesuksesan pernikahan,pemilihan istri yang shaleha,meleburnya suami-istri dalam wadah Islami;ketiganya berperan besar dalam mendidik anak-anak dengan pendidikan Islam sebagaimana diharapkan.Pada hakikatnya,buah yang diharapkan dari terbentuknya rumah tangga Muslim adalah memunculkan keturunan yang shaleh.
Kelima : Saya harus mengalahkan nafsu saya
Manusia senantiasa dalam pergulatan melawan nafsunya,sehingga ia bisa mengalahkan nafsu atau nafsu itu yang mengalahkannya.atau dengan kata lain,pertarungan itu akan tetap berlangsung sampai ajal menjemputnya.
1. Sifat-sifat manusia.
a. Ada tipe manusia yang dikalahkan oleh nafsu mereka. Mereka cenderung kepada “Bumi” dan kehidupan dunia. Mereka adalah orang-orang kafir dan siapa saja mengikuti jalan mereka seperti orang-orang yang telah melupakan Allah sehingga Allah menjadikan mereka lupa diri.
b. Ada tipe orang-orang yang bersungguh-sungguh memerangi nafsunya dan melawan keinginannya. Kadang-kadang mereka menang, tetapi kadang-kadang kalah. Mereka kadang berbuat kesalahan, tetapi kemudian bertobat. Mereka kadang bermaksiat kepada Allah, namun lantas menyesal dan bersitigfar.
2. Perangkat-perangkat untuk memenangkan pertarungan melawan hawa nafsu.
a. Hati. Selama hati dalam keadaan hidup, lembut, jernih, kukuh dan bercahaya.
b. Akal. Selama akal memiliki bashirah (kebijaksanaan), berpengetahuan, mampu membedakan, dan mencari ilmu yang dapat mendekatkan diri seseorang kepada Allah, serta mengetahui keagungan dan kekuasaan-Nya.
3. Indikasi-indikasi kekalahan ahlak. Sesungguhnya, ketika hati manusia mati atau mengeras, ketika akalnya padam atau meyimpang dan ia kalah dalam peperangannya melawan setan, ketika itu banyak pintu kejahatan didalam dirinya sendiri dan setan mengalir didalam diri anak adam sebagaiman aliran darah.
4. Sarana-sarana untuk membentengi diri dari masuknya setan.
a. Sikap percaya dan menerima.
b. Takut datangnya kematian.
c. Menyadari akan hilangnya nikmat dan keburukan hisab.
d. Mengingat karunia dan rasa takut kepada akibat yang akan menimpa.
e. Mengenali hak dan kehormatan orang lain.
f. Menerima dan rela dengan pembagian yang diberikan oleh Allah Swt.
g. Ikhlas
h. Menyadari sirna(fana’)-nya semua yang ada di tangan mahluk dan kekalnya pahala yang ada di sisi Allah.
i. Rendah hati
j. Percaya kepada Allah dan zuhud terhadap apa yang menjadi milik manusia.
Keenam : Saya harus yakin bahwa hari esok milik Islam
Saya harus yakin bahwa hari esok adalah milik islam dan islam harus menjadi satu-satunya manhaj yang dapat memimpin dan membimbing manusia ke jalan yang benar. Kita juga harus yakin bahwa produk manusia memiliki kekurangan, dan hanya islam yang mampu mengatur seluruh aspek kehidupan sehingga islam harus menjadi agama yang rahmatan lil ‘alamin. Islam merupakan manhaj yang tunggal, integral, mondial, fleksibel, dan robbaniyah sehingga islam akan mampu mengatur kehidupan umat manusia. Keyakinan saya didorong oleh beberapa hal :
1. Rabbaniyah Manhaj Islam. Manhaj Islam yang bercorak ketuhanan adalah suatu sibghah (konsep agama) yang menjadikannya terdepan dibandingkan dengan seluruh sistem positif produk manusia dan memiliki spesifikasi unik untuk tetap bertahan dan memberikan manfaat di setiap zaman, tempat, dan di kawasan manapun.
2. Universalitas manhaj islam. Merupakan perwujudan warna humanisme, konkretisasi dari warna keterbukaan dan kemampuan untuk memikul tanggungjawab keterbukaan ini. Warna ini menjadikannya meninggalkan sentimen sempit terhadap ras, nasionalisme, gender, atau keturunan.
3. Elastisitas Manhaj Islam. Yaitu warna yang memberinya kemampuan untuk menampung segala problema kehidupan yang berubah-ubah, bervariasi, dan bermacam-macam. Warna yang melapangkan tempat untuk berijtihad dalam menyimpulkan hukum-hukum berkenaan dengan masalah-masalah yang tidak ada nashnya, melalui metode qiyas atau mempertimbangkan mashlahah mursalah, istihsan, dan argumen lain yang diakui syara’.
4. Kelengkapan manhaj Islam. Yaitu warna yang membedakannya dari sistem “bumi” serta tatanan-tatanan buatan lainnya yang memiliki tujuan terbatas. Manhaj Islam adalah sistem yang diberikan oleh Al-’Alim dan Al=Khabir, yaitu Allah (SWT) Yang Mahatahu segala urusan manusia, apa saja yang dibutuhkan manusia, apa saja yang merupakan maslahat manusia, dan sebagainya.
5. Keterbatasan Sistem-sistem “wadh’iyah” (buatan manusia). Sistem buatan manusia memiliki banyak keterbatasan dalam tataran aplikatifnya.


BAB DUA
APA ARTINYA SAYA BERAFILIASI TERHADAP GERAKAN ISLAM?
Dasar untuk mengaku sebagai aktivis pergerakan Islam adalah hendaknya pada diri seseorang telah terwujud semua sifat dan karakteristik pengakuannya sebagai Muslim. Inilah yang menjadikan pergerakan Islam memberikan perhatian terhadap kaderisasi, agar muncul individu Muslim yang benar keislamannya, sebelum menyiapkannya sebagai aktivis pergerakan. Karakteristik yang harus dimiliki oleh setiap Muslim agar pengakuan keislamannya benar, sebagai berikut:
Pertama, Saya harus hidup untuk islam
Manusia terbagi menjadi tiga golongan:
1. Golongan yang hidup untuk dunia. Kaum materialis. Oleh Al-Qur’an, mereka disebut sebagai “dahriyin”. Lenin, salah seorang tokoh Komunis Rusia, pernah mengomentari pendapat seorang filosof seperti ini, “Sesungguhnya, alam semesta ini tidak prenah diciptakan oleh Tuhan atau manusia. Ia telah ada sejak semula dan akan tetap ada. Ia akan menjadi obor yang hidup abadi, ia akan hidup dan padam mengikuti hukum-hukum tertentu.”
2. Golongan yang tercampakkan di antara dunia dan akhirat. Mereka merupakan kebanyakan manusia yang goyah keyakinannya, tersesat tindakan-tindakan mereka dalam kehidupan dunia ini, akan tetapi mereka menyangka bahwa mereka telah berbuat kebaikan. Sekalipun mereka adalah orang-orang yang percaya kepada Allah dan hari akhir, tetapi keyakinan mereka ini sekedar formalitas yang terpisah secara total dari keadaan nyata mereka.
3. Golongan yang menganggap dunia sebagai lahan bagi kehidupan akhirat. Mereka itulah orang-orang mukmin sejati. Orang-orang yang menyadari hakikat kehidupan ini, sebagaimana mereka mengetahui nilai dunia dibangdingkan dengan akhirat.
4. Bagaimana saya hidup untuk Islam?
Agar hidup saya diarahkan di jalan islam dan untuk islam, maka saya harus mengetahui dan memegang teguh sejumlah perkara, di antaranya:
• Mengetahui tujuan hidup.
• Mengetahui nilai-nilai dunia dibandingkan dengan akhirat.
• Menyadari bahwa kematian pasti datang dan mengambil pelajaran darinya.
• Mengetahui hakikat Islam. Caranya adalah dengan memperdalam, mempelajari dan memahami prinsip-prinsip, hokum-hukum, hal-hal yang dihalalkan dan hal-hal yang diharamkan.
• Mengetahui hakikat jahiliyah. Yaitu dengan mengenali pemikiran-pemikiran, aliran-aliran, program-program, cacat-cacat dan kekurangan-kekurangannya serta mengetahui bahaya-bahaya dan mudarat-mudaranya agar bias menghindarkan diri darinya serta mempersiapkan bekal yang diperlukan untuk melawan dan memeranginya.
5. Karaktristik manusia yang hidup untuk islam antara lain:
o Teguh dalam melaksankan ajaran-ajaran islam, sebab keimanan bukanlah sekedar angan-angan, melainkan sesuatu yang diyakini di dalam hati, kemudian dibuktikan dengan perbuatan.
o Memilki kepedulian terhadap kemashlahatan islam.
o Bangga dengan kebenaran dan yakin kepada Allah. Ini merupakan salah satu sifat orang-orang beriman.
o Senantiasa konsisten dalam memperjuangkan islam dan tolong-menolong dengan para aktivis.
Kedua: Saya harus meyakini kewajiban memperjuangkan islam
Memperjuangkan Islam adalah wajib dan bukan sekedar sukarela. Hal ini bisa dilihat dari beberapa sudut pandang:
Kewajibannya sebagai prinsip. Memperjuangkan islam sebagai sebuah prinsip merupakan kewajiban, karena ia merupakan letak bergantungnya pembebanan Allah terhadap seluruh manusia.
Kewajibannya sebagai hukum. Memperjuangkan islam hukumnya wajib, karena lumpuhnya hakimiyah Allah (usaha menjadikan Allah sebagai hakim) di bumi dan berkuasanya tatanan-tatanan dan peraturan-peraturan positif produk manusia atas masyarakat, mengharuskan kaum muslimin untuk mengakkkan masyarakat islami, merintis kehidupan islami, menundukkan manusia kepada Allah dalam akidah, akhlak, maupun tata kehidupan mereka.
Kewajiban menegakkan Islam sebagai kebutuhan darurat. Memperjuangkan islam merupakan kebutuhan darurat yang harus dilaksanakan dalam menghadapi tantangan-tantangan zaman dan konspirasi musuh-musuh islam guna menghentukan gelombang materialisme dan gerak ateisme yang telah mengancam dan mendongkel serta memusnahkan eksistensi islam.
Kewajiban secara individu dan kolektif. Sesungguhnya tanggung jawab berjuang untuk islam merupakan kewajiban syar’i adalah termasuk dalam kategori kewajiban individu.
Barang siapa berjihad, sesungguhnya ia berjihad untuk dirinya sendiri. Sesungguhnya hal pertama yang menjadi kewajiban para aktivis islam adalah hendaknya sepenuhnya menyadari bahwa merekalah sebanar-benarnya yang membutuhkan islam dan bahwa mereka ketika berjuang dan berjihad hakikatnya dilakukan dalam rangka membersihkan dirinya, menyucikan jiwanya, melaksankan sebagian hak Allah yang wajib mereka tunaikan dan agar mereka bisa mengharapkan pahala dari Allah pada hari ketika penglihatan tidak bisa tetap dalam melihat dan hati telah mentesak ke tenggorokkan.
Ketiga: Pergerakkan islam: misi, karakteristik dan perlengkapannya
1. Misi Pergerakan Islam. Yaitu menghambakan manusia kepada Allah Swt sebagai pribadi maupun sebagai ,masyarakat dengan memperjuangkan tegaknya masyarakat islam yang mengambil hukum-hukum dan ajaran-ajaran dari Al-Quran dan Sunah Rasul-Nya. Pergerakkan islam adalah sebuah organisasi internasionla yang berkembang agar mewadahi seluruh aktivis di kancah perjuangan islam di setiap kawasan bumi. Hendaknya di dalam umat ini dapat tegak:
• System pemerintahan internal
• System hubungan internasional
• Tatanan aplikatif dibidang kehakiman
• System pertahanan dan kemiliteran
• System perekonomian yang bersifat mandiri
• System pendidikan dan pengajaran
• Tatanan individu
• Spirit umum yang mewarnai setiap individu umat
2. Karakteristik dasar pergerakan Islam :
a. Ia merupakan pergerakan yang bercorak rabbaniyyah (ketuhanan). Ia mengambil konsepsi, hukum-hukum, akhlak, tradisi-tradisi dan pemikiran-pemikiran dari agama Allah yang abadi dan risalah-Nya yang terakhir.
b. Ia merupakan pergerakan independent. Ia merupakan pergerakkan yang muncul dari realitas masyarakat islam, bukan impor atau mengambil inspirasi dari timur atau barat sebagaimana organisansi-organisasi dan lembaga-lembaga lain.
c. Ia merupakan pergerakan yang progressif. Substansi keyakinan, peraturan dan konsepsinya mengenai alam, manusia dan kehidupan lebih maju dan lebih mampu untuk memecahkan problem-problem manusia dan kehidupan daripada konsep-konsep produk manusia yang lemah terbatas.
d. Ia merupakan pergerakan komprehensif. Artinya, dakwah tidka sebatas bertujuan memperbaiki salah satu dari aspek-aspek kehidupan ini tanpa lainnya. Keislaman bermakna kemumuman dan kelengkapan pergerakkanya.
e. Menjauhi Perselisihan fiqih, karena ia meyakini bahwa peselisihan dalam masalah-masalah furu’ merupakan keniscayaan, karena itu ia mengajak untuk menyatukan kaum muslimin dalam ikatan prinsip-prinsip dan kaidah-kaidah islam.
3. Spesifikasi Gerakan Islam
a. Jauh dari kekuasaan para penguasa dan politikus, walau di antara anggotanya ada yang menjadi penguasa dan politikus.
b. Memiliki tahapan dalam dakwahnya. Imam Hasan Al-Banna, dalam Risalah Ta’alim, menjelaskan bahwa dakwah ini memiliki tiga tahapan yaitu:
o Ta’rif dan bimbingan, pendirian lembaga-lembaga yang bermanfaat, serta sarana-sarana operasional lainnya.
o Tahapan Takwin menyaring unsur-unsur yang baik untuk memikul beban-bedan jihad dan membentuk sinergi satu sama lain. Aturan dakwah dalam tahapan ini adalah sufi murni dilihat dari aspek spiritual dan militer murni dilihat dari aspek operasional. Pada tahapan ini tidak ada yang berhubungan dengan dakwah selain orang yang memiliki kesiapan sejati untuk memikul beban-beban jihad yang panjang dan banyak tanggungjawab. Tanda-tanda pertama kesiapan adalah ketaatan yang penuh.
o Tahapan Tanfidz pada tahapan ini berupa jihad tanpa kompromi, aktivitas berkesinambungan dalam rangka mencapai tujuan, serta ujian dan cobaan yang tidak mungkin mampu bersabar menghadapinya selain orang-orang yang tulus. Tidak ada yang menjamin kesuksesan dalam periode ini selain ketaatan yang penuh pula.
c. Mengutamakan aktivitas dan produktivitas ketimbang klaim dan propaganda.
d. Mengatur napas yang panjang.
e. Nyata dalam aktivitas, rahasia dalam organisasi.
f. Uzlah kejiwaan, bukan fisik.
g. Tujuan tidak menghalalkan segala cara.
4. Perlengkapan pergerakan Islam:
a. Memiliki keimanan yang kuat.
b. Meyakini jalan yang mereka tempuh, keistimewaan dan kebaikannya.
c Meyakini persaudaraan serta hak-hak dan kesakralannya.
d. Meyakini agung dan besarnya pahala.
e. Meyakini akan diri sendiri.
Keempat: Saya harus mengetahui jalan perjuangan islam
Imam Syahid Hasan Al-Banna, dalam Majmu’atur Rasail , melukiskan potret pejuang Islam sebagai berikut: ”Wahai para ikhwan, kalian bukanlah organisasi sosial, bukan partai politik, bukan pula organisasi domestik yang memiliki keterbatasan tujuan. Tetapi kalian adalah ruh baru yang mengalir di dalam hati sanubari umat ini, kemudian dihidupkan oleh ALLAH dengan cahaya Al-Quran. Kalian adalah cahaya baru yang bersinar terang, yang akan memorak-porandakan kegelapan hidup hedonistis dengan makrifatullah. Ketahuilah, kalian adalah suara yang bergaung keras dengan menggemakan seruan Rasulullah Saw”.
Kelima: Saya harus mengetahui dimensi-dimensi afiliasi saya kepada pergerakan islam
• Afiliasi dalam akidah. Hal ini merupakan dimensi pertama karena pergerakan ini menolak afiliasi ketokohan yang biasa terjadi pada kelompok-kelompok paternalistis yang dapat dianggap sebagai kuman yang akan menhancurkannya.
• Afiliasi dalam tujuan. Hendaklah keaggotaannya merupakan keanggotaan dalam tujuan, dengan makna bahwa tujuan anggota hendaklah terkait dengan tujuan jamah dalam kondisi apapun.
Keenam: Saya harus mengetahui poros-poros perjuangan islam.
Tiga Poros Perjuangan Islam :
1. Kejelasan tujuan.
2. Kejelasan jalan.
3. Komitmen terhadap jalan Rasul Saw.
Ketujuh: Saya harus mengetahui persyaratan baiat dan keanggotaan.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah:
1. Kualitas bukan kuantitas.
2. Baiat dan hukumnya.
3. Ketaatan dan hukumnya.
4. Rukun-Rukun baiat.
5. Kewajiban-kewajiban akhi muslim.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

2 komentar:

Anonim mengatakan...

ALHAMDULILLAAH..JZAKUMULLAH KHAIRA

Anonim mengatakan...

Izin Copas ya

Posting Komentar