perpustakaan-perpustakaan universitas

http://repository.usu.ac.id/

http://repository.ipb.ac.id/

http://repository.ui.ac.id/

http://digilib.its.ac.id/

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Penerapan Algoritma Genetika Pada penjadwalan Mata Kuliah

 Proposal Tugas Akhir Mery Hanita (F1A007050) Program Studi Matematika FMIPA Universitas Bengkulu

http://www.scribd.com/doc/99070938/Penerapan-Algoritma-Genetika-Pada-Penjadwalan-Mata-Kuliah

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

nasyid corner

http://nasyidterpilih.blogspot.com/

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Ringkasan Buku Tarbiyah Dzatiyah

Bab I. Defenisi Tarbiyah Dzatiyah Tarbiyah dzatiyah adalah sejumlah sarana tarbiyah (pembinaan), yang diberikan orang Muslim, atau Muslimah, kepada dirinya, untuk membentuk kepribadian islami yang sempurna di seluruh sisinya; ilmiah, iman, akhlak, sosial, dan lain sebagainya, dan naik tinggi ke tingakatan kesempurnaan sebagai manusia. Atau dengan kata lain, tarbiyah dzatiyah adalah tarbiyah seseorang terhadap diri sendiri dengan dirinya sendiri. Dengan defenisi seperti itu, tarbiyah dzatiyah setara dengan tarbiyah jama’iyah (kolektif) atau forum-forum umum yang dikerjakan seseorang, atau ia geluti bersama orang lain, atau ia ter-tarbiyah (terbina) di dalamnya bersama mereka. Bab II. Urgensi Tarbiyah Dzatiyah 1. Menjaga diri mesti didulukan daripada menjaga orang lain Tarbiyah seorang muslim terhadap dirinya tidak lain adalah upaya melindunginya dari siksa Allah ta’ala dan neraka-Nya. “Hai orang-orang yang beriman, jagalah diri dan keluarga kalian dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu.” (QS. At-Tahrim : 6) 2. Jika anda tidak men-tarbiyah (membina) diri anda, maka siapa yang men-tarbiyah anda? Siapa yang men-tarbiyah seseorang saat ia berusia lima belas tahun, atau dua puluh tahun, atau tiga puluh tahun, atau lebih? Jika ia tidak men-tarbiyah diri sendiri, ia kehilangan waktu-waktu ketaatan dan moment-moment kebaikan. 3. Hisab kelak bersifat individual Hisab pada hari kiamat oleh Allah ta’ala kepada hamba-hambaNya bersifat individual, bukan bersifat kolektif. “Dan setiap mereka datang kepada Allah pada hari kiamat dengan sendiri-sendiri” (QS. Maryam : 95) 4. Tarbiyah dzatiyah itu lebih mampu mengadakan perubahan Setiap orang pasti punya aib, atau kekurangan, atau melakukan kelalaian dan maksiat, baik maksiat kecil atau dosa. Jika masalahnya seperti itu, ia perlu memperbaiki seluruh sisi negatif pada dirinya sejak awal, sebelum sisi negatif tersebut membengkak. Dan seseorang tidak dapat meluruskan kesalahan-kesalahannya, atau memperbaiki aib-aibnya, dengan sempurna dan permanen, jika ia tidak melakukan upaya perbaikan ini, dengan tarbiyah dzatiyah, karena ia lebih tahu diri sendiri dan rahasianya. 5. Tarbiyah dzatiyah adalah sarana tsabat (tegar) dan istiqomah 6. Sarana dakwah yang paling kuat Cara yang paling efektif untuk mendakwahi orang lain dan mendapatkan respon mereka ialah dengan menjadi qudwah (panutan) yang baik dan teladan istimewa, di aspek iman, ilmu, dan akhlaknya. Qudwah tinggi dan pengaruh kuat tersebut tidak dapat dibentuk oleh sekian khutbah dan ceramah saja. Namun, dibentuk oleh tarbiyah dzatiyah yang benar. 7. Cara yang benar dalam memperbaiki realitas yang ada Bagaimana kiat memperbaiki realitas pahit yang dialami umat kita sekarang? Dengan ringkas, langkah tersebut dimulai dengan tarbiyah dzatiyah, yang dilakukan setiap orang dengan dirinya, dengan maksimal, syumul (universal), dan seimbang. Sebab, jika setiap individu baik, baik pula keluarga, lalu masyarakat menjadi baik. Begitulah, akhirnya pada akhirnya realitas umat menjadi baik secara total, sedikit demi sedikit 8. Karena keistimewaan tarbiyah dzatiyah Urgensi tarbiyah dzatiyah lainnya ialah mudah diaplikasikan, sarana-sarananya banyak, dan ada terus pada orang muslim di setiap waktu, kondisi, dan tempat. Bab III. Ketidakpedulian Kepada Tarbiyah Dzatiyah 1. Minimnya ilmu 2. Ketidakjelasan sasaran dan tujuan Orang yang merasa tujuannya dalam hidup ini tidak jelas berjalan bersama manusia di mana saja mereka berjalan. Maka tidak mengherankan, kalau ia begitu lengket dengan seluruh sarana kehidupan yang semuanya dijadikan tujuan utama kehidupan sehingga ia tidak peduli dengan tarbiyah dirinya, pembersihan, perbaikan, dan pengarahan dirinya. 3. Lengket dengan dunia 4. Pemahaman yang salah tentang tarbiyah Ia berpendapat tarbiyah dzatiyah membuat dirinya terputus dari kehidupan dan manusia, serta terisolir dari mereka. Atau menyita sedkit waktu dan tenaganya. Atau merasa tidak membutuhkan tarbiyah dzatiyah karena telah menunaikan kewajiban agamanya yang paling penting sehingga tidak perlu lagi mengerjakan ibadah-ibadah lain yang tidak wajib. 5. Minimnya basis tarbiyah 6. Langkanya murobbi (pembina) Seseorang dalam hidupnya sangat membutuhkan taujih (pengarahan), tarbiyah, dan pengajaran, sejak masa kecilnya hingga ia dewasa dan tua, serta hingga ia meninggal dunia. 7. Perasaan akan panjangnya angan-angan Merasa bahwa umur masih panjang, dan masih banyak waktu yang tersedia untuk melakukan tarbiyah diri pada waktu yang tidak sibuk lagi sehingga menyebabkan ketidakpedulian akan tarbiyah dzatiyah Bab IV. Sarana-Sarana Tarbiyah Dzatiyah 1. Muhasabah Melakukan muhasabah (evaluasi) terhadap dirinya atas kebaikan dan keburukan yang telah ia kerjakan, meneliti kebaikan dan keburukan yang ia miliki, agar ia tidak terperanjat kaget dengan sesuatu yang tidak pernah ia bayangkan sebelumnya pada hari kiamat. “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat).” (QS. Al-Hasyr : 18) Dari Nabi shallallahu alaihi wa sallam bahwa beliau bersabda : “Orang cerdas (berakal) ialah orang yang menghisab dirinya dan berbuat untuk setelah kematian. Dan, orang yang lemah ialah orang yang mengikutkan dirinya kepada hawa nafsunya dan berangan-angan kepada Allah.” (At-Tirmidzi) Panduan muhasabah : a. Urgensi muhasabah secara rutin Ibnu Al-Qayyim rahimahullah berkata menjelaskan salah satu kiat muhasabah, “Hal yang paling bermanfaat bagi orang ialah ia duduk sesaat ketika hendak tidur. Ia lakukan muhasabah terhadap dirinya pada saat tersebut atas kerugian dan keuntungannya pada hari itu. Lalu, ia memperbaharui taubatnya dengan nasuhah kepada Allah, lantas tidur dalam keadaan bertaubat dan bertekad tidak mengerjakan dosa yang sama jika ia telah bangun. Itu ia kerjakan setiap malam. Jika ia meninggal pada malam tersebut, ia meninggal dalam keadaan taubat. Jika ia bangun, ia bangun dalam keadaan siap beramal, senang ajalnya ditunda, dan siap mengerjakan perbuatan-perbuatan yang belum ia kerjakan.” b. Skala prioritas yang penting • Memuhasabahi kesehatan akidahnya, kebersihan tauhidnya dari syirik kecil dan tersembunyi. • Memuhasabahi pelaksanaan kewajiban-kewajiban, shalat lima waktu, berbakti kepada orang tua, menyambung hubungan kekerabatan, amar ma’ruf nahi munkar. • Memuhasabahi sejauh mana dirinya menjauhi hal-hal yang haram dan kemungkaran-kemungkaran. • Memuhasabahi sejauh mana melakukan ibadah-ibadah sunnah dan ketaatan lainnya c. Jenis-jenis muhasabah 1. Muhasabah diri sebelum berbuat 2. Muhasabah diri setelah berbuat • Muhasabah diri atas ketaatan kepada Allah yang telah ia lalaikan • Muhasabah diri atas perbuatan yang lebih baik tidak ia kerjakan daripada ia kerjakan • Muhasabah atas hal-hal mubah dan wajar d. Muhasabah atas waktu Muhasabah diri tentang alokasi waktunya, yang merupakan usia dan modalnya. Apa ia telah gunakan waktunya dalam kebaikan, amal shalih, dan hal-hal bermanfaat bagi orang lain? Atau sebaliknya? e. Ingat hisab besar Allah akan menghisab hamba-hambaNya pada hari kiamat, dengan hisab yang cermat, dan bertanya pada mereka tentang apa saja yang telah mereka kerjakan, perbuatan baik atau perbuatan buruk. 2. Taubat dari segala dosa Panduan : a. Hakikat dosa Dosa pada hakikatnya adalah tidak mengerjakan kewajiban-kewajiban syar’i, atau melalaikannya, dalam bentuk tidak mengerjakannya dengan semestinya. b. Syarat-syarat taubat Taubat nasuhah (hakiki) ialah taubat jujur dan serius, yang menghapus kesalahan-kesalahan sebelumnya dan melindungi pelakunya dari dosa-dosa sebelumnya. c. Semua dosa itu kesalahan d. Hukuman di dunia Dosa, yang pelakunya tidak bertaubat darinya, punya hukuman segera di dunia, sebelum di akhirat, kendati kadang kejadiannya agak tertunda. Dari sinilah, kecerdasan akal orang muslim ketika ia banyak bertaubat dan beristighfar di setiap waktu dan kondisi, dengan harapan Allah mengampuninya di dunia dan tidak menghukumnya di akhirat e. Di antara trik jiwa kita Makar setan terhadap manusia dan perjuangannya mati-matian untuk menipu manusia dengan segala cara menyebabkan manusia menunda-nunda taubat dan kembali kepada Allah, dengan banyak argumentasi. 3. Mencari ilmu dan memperluas wawasan Caranya sangat banyak, antara lain menghadiri pertemuan-pertemuan yang mengkaji ilmu ilmiah dan tarbiyah, membaca buku, mengunjungi ulama, pemikir, peneliti, mendengar kaset ilmiah dan ceramah, dan lain sebagainya. Yang perlu diperhatikan dalam mencari ilmu antara lain, ikhlas dalam mencari ilmu, rajin dan meningkatkan pengetahuan, menerapkan ilmu yang didapatkan, dan tunaikan hak ilmu dengan berdakwah kepada orang lain. 4. Mengerjakan amalan-amalan iman Antara lain : • Mengerjakan ibadah-ibadah wajib seoptimal mungkin • Meningkatkan porsi ibadah-ibadah sunnah • Peduli dengan ibadah dzikir seperti membaca al-qu’ran dan berdzikir Hal-hal penting antara lain : • Urgensi shalat lima waktu, muslim hendaknya tetap konsisten mengerjakan shalat lima waktu dan serius menunaikannya secara berjama’ah di masjid, sesuai dengan rukun-rukun, kewajiban, dan sunnahnya pada waktunya sembari menjauhi kesalahan yang biasa dilakukan. • Antara ibadah dan adat istiadat, menjadikan ibadah tidak sekedar rutinitas fisik tanpa ruh, hendaknya dilaksanakan dengan sepenuh hati dan jiwa kita • Ilmu pengetahuan tidak cukup, ilmu saja tidak cukup jika tidak ditunaikan dalam amal perbuatan • Kita tidak lupa dzikir kepada Allah • Memanfaatkan sebaik mungkin saat-saat rajin • Memanfaatkan sebaik mungkin waktu-waktu dan tempat-tempat mulia • Urgensi tawazun (seimbang), melakukan ibadah dengan seimbang, tidak menelantarkan ibadah yang satu hanya karena melakukan ibadah yang lain 5. Memperhatikan aspek akhlak (moral) Tarbiyah dzatiyah dalam aspek moral antara lain : • Sabar • Membersihkan hati dari akhlak tercela • Meningkatkan kualitas akhlak • Bergaul dengan orang-orang yang berakhlak mulia • Memperhatikan etika-etika umum 6. Terlibat dalam aktivitas dakwah • Merasakan kewajiban dakwah “Katakan, ‘Inilah jalanku. Aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak kepada Allah dengan hujjah yang nyata’.” (QS. Yusuf : 108) • Menggunakan setiap kesempatan untuk berdakwah • Terus-menerus dan tidak berhenti di tengah jalan • Pintu-pintu dakwah itu banyak, cara berdakwah itu tidak hanya berceramah saja, melainkan senyum, perkataan yang baik, dan lain sebagainya itu merupakan dakwah • Kerjasama dengan pihak lain atau dengan kata lain beramal jama’i’ 7. Mujahadah (jihad/bersungguh-sungguh) • Sabar adalah bekal mujahadah • Sumber keinginan, mujahadah dan keinginan datang dari jiwa, ketekunan, dan membayar harganya sesuai dengan semestinya • Bertahap dalam melakukan mujahadah • Jadilah anda orang yang tidak lalai • Siapa yang mengambil manfaat dari mujahadah?, anda adalah pihak pertama dan terakhir yang mengambil manfaat jika bermujahadah 8. Berdoa dengan jujur kepada Allah Doa adalah permintaan seorang hamba kepada Allah, pengakuan ketidakberdayaan dan kemiskinan dirinya, pernyataan tidak punya daya dan kekuatan, serta penegasan tentang daya, kekuatan, kodrat, dan nikmat Allah Rasulullah saw bersabda : “Iman pasti lusuh di hati salah seorang dari kalian, sebagaimana pakaian itu lusuh. Karena itu, mintalah Allah memperbaharui iman di hati kalian.” (diriwayatkan Ath-Thabrani dan sanadnya hasan) Arahan-arahan dalam doa : • Kebutuhan kita kepada doa • Waktu-waktu dan tempat-tempat terkabulnya doa • Syarat-syarat doa antara lain, makan makanan yang halal, minta dengan sungguh-sungguh, menampakkan kelemahan dan kepasrahan kepada Allah, menghadirkan hati, bertaubat dari dosa, cinta dan takut kepadaNya • Jangan minta doa dikabulkan dengan segera • Bermanfaatlah untuk anda dan orang lain Bab V. Buah Tarbiyah Dzatiyah 1. Mendapatkan keridhaan Allah dan surgaNya 2. Kebahagiaan dan ketentraman 3. Dicintai dan diterima Allah 4. Sukses 5. Terjaga dari keburukan dan hal-hal tidak mengenakkan 6. Keberkahan waktu dan harta 7. Sabar atas penderitaan dan semua kondisi 8. Jiwa merasa aman

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Untukmu yang Sedang Terkena Penyakit

Asalamu'alaikum..

Lagi kena penyakit? Penyakit datang karena ia ingin mengingatkanmu untuk ini: 1. Apakah penyakit itu muncul karena kamu kurang sadar akan hidup sehat? Hiduplah dengan menjaga kesehatan: banyak minum, asupan nutrisi cukup, tidur berkualitas, dan lain-lain. 2. Apakah penyakit itu muncul karena kamu terlalu sibuk? Aturlah waktu dengan lebih membagi waktu untuk istirahat, olahraga, dan beraktivitas (kuliah, kerja, dan lain-lain ). 3. Apakah penyakit itu muncul karena tak ada yang mengingatkanmu? Cobalah untuk memperhatikan orang-orang terdekatmu, yang mencintaimu, atau yang kamu cinta, Kadang perhatian kita ke mereka suatu saat akan dibalas lebih oleh mereka. 4. Apakah penyakit itu muncul karena kesalahan yang kamu buat pada-NYA di masa terdahulu? Kadang ini bisa terjadi. Kita sudah menerapkan pola hidup sehat. Kita sudah membagi waktu kita sebaik mungkin. Dan kita sudah memberikan cinta pada orang-orang terdekat kita, sehingga mereka pun menjaga kita. Tapi kita lupa. Ada Dzat Lain Yang Tak Terlihat.. Mungkin saja, penyakit ini Ia turunkan, agar Ia bisa menghapus kesalahan-kesalahanmu pada-Nya dengan kesabaranmu.. Maka, bersabarlah dan berjuanglah untuk sembuh! trims raf..

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Jadi Anak Sulung? Ya, Nggak Masalah

Menjadi ASP alias Anak Sulung Perempuan, bagi kebanyakan para cewek jadi masalah. Apa sebab? biasanya yang namanya anak sulung, dia harus bisa ngasih contoh kepada adik-adiknya, harus bisa ngalah sama mereka, pokoknya seambreg tuntutan yang harus dikerjakan oleh anak sulung apalagi anak sulung perempuan. Nah, bagaimana menjadi anak sulung yang baik, atau tidak merasa terbebani menjadi anak sulung, berikut ini simak aja tuturan dari kami. OK? Dulu, di jaman Jaihiliyah, menjadi anak perempuan yang bisa gede atau dewasa sudah suatu keluarbiasaan. Karena kebiasaan orang-orang jahiliyah saat itu, mereka mengubur hidup-hidup atau membunuh setiap anak perempuan yang lahir. Mereka malu jika mempunyai anak perempuan. Bahkan Umar bin Khatab R.a. pernah melakukan hal itu. Orang Jahiliyah lebih mensuperioritaskan anak laki, yang lebih bisa diandalkan untuk meneruskan keturunan keluarga. Tapi kalau yang lahir anak perempuan apalagi ditambah anak sulung. Apalah yang bisa dibanggakan, memalukan, pikir mereka. Untunglah, kita-kita ini terlahir ketika konsep Islam tentang laki-laki dan perempuan telah turun. Jadi, kalaupun ada, paling seribu satu deh bisa kita temukan seorang ayah yang mukanya merah padam menahan malu dan marah, karena anak perempuanya sulung. Kayaknya akan dicap kuno kalau masih ada ortu yang masih nggak mau menerima anak perempuan. Gejala ASP Di lingkungan kita memang hampir tidak ada ortu yang primitif macam begitu, tapi kamu ndak usah kaget, di masa secanggih ini, nyatanya ada ASP yang mengalami nasib memedihkan. Di Cina, negeri yang terkenal dengan ketinggian budayanya itu, masih kuat dengan tradisi primitif yang menimpa ASP. Adat Cina konon memang lebih mementingkan anak laki-laki ketimbang anak perempuan. Maka ketika seorang anak sulung lahir, dan ternyata perempuan, si ayah bakal nggak suka (walaupun biasanya tidak diucapkan). tapi tak ayal, kelahiran ASP ini membuat sang ibu menyesal dan merasa bersalah, karena merasa bersalah tidak memenuhi target suaminya. Naas bagi ASP, kekesalan sang ibu itu tumpah ruah blek pada dirinya yang malang. Walhasil selama hidupnya si ASP yang umumnya bermata sipit ini, akan menanggung beban kejengkelan ortunya, Ia akan dimarahi dibanding adik-adiknya, kasihan Ya? Itulah makanya, seperti yang dilaporkan Dr. Melvin Wong, seorang Psikolog kelahiran Cina para ASP di Cina biasanya mengalami gejala yang disebut First Born Daughter Complex (FBD Complex), gejala anak perempuan sulung dalam bahasa kita. Hasil penelitian Dr. Wong pada kongres International di Taipei bulan Agustus 1995 menyatakan, para ASP di Cina selalu mengalami gejala yang aneh. Gejala apa itu? Ternyata mereka, para ASP seringkali kesulitan menyesuaikan diri dengan lingkungannya, baik pada keluarga, tetangga atau pacarnya. Rupanya stress yang terlalu berat, dan MKKB (masa kecil kurang bahagia)lah yang membuat ASP ini jadi serba canggung, salting sampai dewasa. Ia jadi sulit menyesuaikan diri, terlalu kaku, nggak pede sama orang sehingga sulit bergaul, dan jadi takut sama laki-laki. Konon emosinya juga tidak stabil sehingga gampang tersinggung, sering merasa tersisih, merasa bersalah, kesepian, prestasi belajarnya pun otomatis terganggu. Gawatnya, nggak sedikit ASP di sana yang berniat ingin minggat. Bahkan yang lebih syerem, ada juga yang niat mau bunuh diri. Hihh ngeri deh Lebih Isitimewa Kembali ke negerinya penggemar Sinchan ini, nasih para ASP lebih beruntung. Kenapa? sebab biasanya para ortu akan punya perhatian yang lebih pada anak sulungnya, baik dia itu laki-laki atau perempuan. Ini biasanya kentara sekali saat si sulung baru muncul ke muka bumi. Nggak percaya? coba saja kamu perhatikan seorang ibu yang baru melahirkan anak sulungnya. Ibu muda itu begitu mencurahkan segenap perhatian dan kasih sayangnya untuk si kecil yang telah dinanti-nanti kehadirannya dengan penuh harap dan cemas. Sepertinya apapun yang ada pada dirinya akan segera ia berikan hanya untuk si sulung. perlakuan yang ia berikan ekstra hati-hati. Segala wejangan orang yang sudah pengalaman merawat anak diperhatikannya. Malah kalau bisa konsultasi intensif sama dokter ahli. Pokoknya so care deh. Maklum, anak pertama. Berbeda dengan ibu yang melahirkan selain anak sulung. Dengan bekal pengalaman merawat si sulung, sang ibu sudah tidak begitu cemas. Perhatiannya pun tak hanya tertuju buat adik kecil yang baru dilahirkan. Karena walau sudah ada adik kecil, si sulung kan tetap harus diperhatikan. Bukan hanya waktu bayi si sulung mendapat perlakuan spesial. Di masa anak-anak, sulung biasanya relatif lebih sering mendapat barang-barang baru. Mulai dari perlengkapan mainannya, pakainnya atau perlengkapan sekolahnya. Karena sudah ngatung, gamis si sulung jadi diwariskan buat adik perempuannya. Boneka panda favoritnya si bungsu, ternyata juga bekas si sulung yang sudah bosan pakai. Tas monyet yang dipakai si ana tengah juga bisa jadi tadinya milik si sulung. Ketika menanjadk dewasa, anak sulung menurut seorang psikolog punya sifat bertanggung jawab, berwibawa, suka memimpin, membimbing, berambisi, biasanya lebih dipercaya sama ortu. Lebih-lebih ASP sering dianggap lebih dewasa. Tak heran kalau ibunya sering berdiskusi dengannya dalam mengatasi problem-problem keluarga. Kalau ada masalah, ASP yang biasanya paling dekat dengan sang ibu inilah yang akan pertama kali diberi tahu. Selain memang paling tua, ASP juga punya persamaan dengan ibunya. khan sama-sama perempuan. Banyak lagi perhatian ortu yang biasanya didapatkan hanya oleh ASP. Adik-adiknya belum tentu begitu. Pun sampai masalah jodoh, perhatian ortu buat ASP ini memang sangat ekstra. Terutama mereka yang masih totok dengan adat, ASP sangat diperhatikan dalam masalah jodoh, ASP harus nikah lebih dulu dari adik-adiknya. Bisa jadi aib kalau ASP dilangkahi oleh adiknya. Walaupun ortu juga sadar bahwa jodoh itu di tangan ALlah, tetap saja masalah ini nggak boleh dilanggar. Tuh kan, sebetulnya banyak hal yang membuktikan bahwa anak sulung itu sering kali diistimewakan. Apalagi ASP, sayangnya, banyak para ASP sendiri nggak nyadari hal itu. Dilema ASP Biarpun banyak opini tentang istimewanya ASP, nyatanya banyak ASP yang menganggap bahwa jadi ASP itu bermasalah, banyak nggak enaknya. Namanya juga manusia. Naning misalnya, karena sebagai ASP, ia harus menjaga adik-adiknya. Ia harus turut andil membantu ibunya, mulai dari ngasih makan adiknya yang luar biasa nakal, harus ngajari PR sekolahnya, kadang juga harus membersihkan bekas pipis adik bungsunya. Belum lagi kalau adik-adiknya lagi berantem, cengeng lagi. Wah, urusan makin runyam ajak kalau sudah begitu, Untung ia tidak terkena gejala ASP seperti gadis Cina tadi. Beda dengan Rini, dia sebel banget jadi ASP. Pasalnya dia selalu merasa dikambinghitamkan oleh Rina, adiknya. Rupanya Rina punya sifat pencemburu, kalau Rini punya sesuatu pasti adiknya itu sirik banget ingin punya juga. Makanya mereka sering berantem rebutan hak milik seperti pulpen, kaos kaki, jepit rambut dll. Kalau sudah begitu mamanya selalu bilang "Kakak kan sudah besar, masak adiknya pinjam aja nggak dikasih" Uih, Rini dongkol banget tuh. Selalu saja harus mengalah, terkadang kalaupun adiknya yang salah, Rini yang ASP ini suka dimarahi duluan sama papa. Akhirnya posisi sebagai ASP ini seringkali menjadi dilema. Di satu sisi bangga karena dianggap yang paling dewasa, di sisi lain memuakkan karena pasti ASP lah yang biasanya paling banyak kerjaan, sering disuruh-suruh. Posisi sulit biasanya dialami ASP ini juga ketika ortunya menuntut dia untuk bisa mandiri, malah harus turut membiayai adik-adiknya. Sehingga sebagai anak perempuan yang seharusnya mubah untuk bekerja, seolah diwajibkan karena vonis dari sang ayah yang mengharuskannya bekerja. Kalaupun ASP tidak di tuntut untuk bisa membiayai diri sendiri dan keluarga, biasanya ortu punya keinginan lain. Nggak Masalah ...... Kamu termasuk ASP? bahagiakah kamu terlahir sebagai ASP atau malah menyesal? Eit, hati-hati Non. Kamu bisa masuk kufur kalau kamu memang menyesal dilahirkan sebagai ASP, kufur terhadap nikmat Allah itu adzab pedih menanti di neraka nantinya. Manusia memang suka mengklaim sesuatu itu baik atau buruk dengan perasaanya sendiri. Kalau manusia suka, ia katakan itu baik, sebaliknya kalau ia benci, ia katakan itu buruk. Hal ini juga diungkap oleh Allah dalam firman-Nya : "Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir. Apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah, dan apabila ia mendapat kebaikan ia amat kikir? (TQS. al-Ma'arij 19-21) Makanya ukuran kamu menjadi berbeda-beda tentang ASP ini. Tergantung kondisi dan manfaat yang kamu dapatkan. Kalau kondisi yang kamu alami memang menyenangkan, kamu anggap jadi ASP itu suatu kebaikan. Kalau kondisinya nyebelin, ya itu merupakan suatu musibah yang buruk bagimu. Padahal belum tentu lho yang kamu senangi itu baik, atau yang kamu benci itu buruk. "Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal itu amat baik bagimu, dan boleh jadi pula kamu menyukai sesuatu padahal itu amat buruk bagimu. Allah mengetahui sedangkan kamu tidak mengetahu" (TQS. Al-Baqaroh 216) Terlahir sebagai ASP bukanlah kehendak kamu, bukan juga kehendak ortumu. Jadi kehendak siapa dong? tentunya kamu masih ingat pelajaran tauhid tentang rukun iman, salah satunya tentang keimanan kepada qodlo dan qodar. Nah, terlahirnya kamu sebagai ASP, adalah qodlo (keputusan) Allah, yang tak seorangpun manusia di dunia ini mampu menolaknya. Siap sih yang bisa mencegah kalau Allah sudah memutuskan sesuatu? Sebagai seorang muslimah, tentunya kamu harus beriman terhadap qodlo Allah, qodlo baik ataupun buruk. Dengan kata lain, kamu kudu yakin bahwa yang menimpamu itu datangnya dari Allah. Lalu kenapa kamu musti uring-uringan karena posisimu sebagai ASP? apalagi sampai menyesali qodlo Allah yang telah ditetapkan untukmu ini. Harap kamu tahu, Allah tak akan menghizab kamu karena kamu dilahirkan sebagai ASP. Justru nanti Allah akan menanyakan tentang bagaimana kamu mensikapi dirimu sebagai seorang ASP. Kalau kamu selalu menyesali diri karena harus menjadi ASP, itu yang akan memberatkan timbangan amal burukmu, rugi khan? Singkatnya, ya kamu harus bisa menerima keputusan Allah ini. Yakin deh, apapun yang menimpa dirimu, yang itu datangnya dari ALlah, itu pasti baik bagimu. Cuma kamunya saja yang kadang tidak bisa melihat segi baiknya itu. Kalau kamu seorang ASP, jangan hal ini kamu jadikan sebagai beban. Memang sih ASP dituntut untuk lebih bertanggung jawab, kadang tugasnya pun lebih banyak dibanding adik-adikmu. Tapi sebetulnya semua itu bisa diatasi kalau diantara kamu dan adk-adikmu saling ada pengertian. Pekerjaan yang ada toh bisa dibagi-bagi. Sebagai ASP kamu seharusnya juga bisa memberi tanggung jawab kepada adik-adikmu. Tapi hati-hati, biasanya para adik suka menganggap kakaknya itu sok ngatur. Tentu saja kapasitasmu sebagai orang yang tertua harus bisa bertindak bijaksana. Berikan teladan yang baik buat adik-adik. Dan ingat, para adik akan lebih percaya pada tindakanmu, ketimbang omonganmu yang tanpa bukti. Mereka butuh fakta, bukan kata. Kamu akan divonis munafik kalau sekedar nyuruh tapi kamu sendiri nggak ngalakuin. Sebagai seorang ASP, bukan hanya pada adik-adik kamu harus bijaksana. Juga kepada ortu, kenapa kamu harus mengerutu kalau kamu yang paling sering disuruh-suruh? katanya mau jadi ummun wa rabbatun bait (ibu dan manajer rumah tangga)? masak dilimpahi sedikit tugas rumah saja sudah belingsatan? Kenapa kamu selalu menganggap negatif ortumu yang seakan mendiskriminasikan dirimu? Cobalah berfikir positif padanya. Biar gimanapun ortu past punya tujuan ingin membahagiakan anaknya. Hanya memang kehendaknya sering berbenturan dengan kemauan kita anaknya. Tapi jangan khawatir, setiap masalah pasti ada pemecahannya. Kenapa kamu tidak berusaha mengungkapkan keinginanmu pada ortu? komunikasi itu adalah kunci buat meng-clear-kan masalah antar keluarga. Yang pasti, apa yang diinginkan oru, selagi itu mubah, tidak bertentangan dengan syara, serta tidak mengabaikan kewajiban, tidak salah kamu turuti. Kalau begitu, kenapa kamu tidak mulai sekarang? (INA)

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Kiat Jika Aku Tidak Lolos UMPTN

Kegagalan dalam UMPTN bukan akhir dari segala-galanya, jadi kamu tidak perlu merasa kecewa berat atau stress, toh masih ada cara lain yang mungkin lebih baik dan pas buat kamu, ketika gagal UMPTN. Makanya perlu ada antisipasi jauh hari sebelum ikut UMPTN, ini untuk menghindari agar kamu nggak kecewa berat, kalau kamu memang kecewa, atau agar kamu nggak stress, karena udah punya persiapan yang mantap sebelum UMPTN. Orang yang siap menghadapi UMPTN, bukan saja siap untuk sukses lolos UMPTN tapi juga harus siap untuk tidak lolos UMPTN, ya nggak? Kegagalan akan jadi arti penting bagi kita, ketika kita menilai kegagalan itu dengan benar. Bahwa kegagalan itu kita harus cari sebab musababnya dimana, kurang belajar, kurang persiapan, kurang hati-hati dan lain sebagainya. Terimalah kegagalan dengan lapang dada, dengan lebih memfokuskan apa yang seharusnya kamu lakukan setelah gagal UMPTN, ok, ikuti ajak kiat-kiat berikut : Alternatif PTS Tak perlu terlalu kecewa kalau kamu tak lolos UMPTN, bukankah ada PTS yang kualitasnya hampir sama dengan PTN atau dosen-dosennya juga PTN. Untuk itu perlu pilih dan selidiki mana PTS yang pas buat kamu, kalo bisa sesuai dengan Fakultas dan Jurusan yang udah kamu pilih waktu UMPTN. Perlu diperhatikan juga, jangan asal pilih PTS, banyak PTS yang hanya jual namanya tapi kredibilitasnya tak sebagus namanya, karena nilai mahasiswanya didapat dari bayaran sejumlah uang. PTS yang bagus tidak selalu mahal, tapi biasanya harga menunjukkan kualitas, untuk itu kamu perlu juga lihat alumni-alumni PTS itu bisa bersaing tidak dengan alumni PTN ketik sudah lulus kuliah. Artinya lulusan PTS punya nilai jual yang tinggi karena kualitasnya. Yang penting pilih PTS yang sesuai dengan otak dan ortumu punya uang. Bagaimana dengan Prodip Ada salah satu alternatif yang cukup bagus juga kamu pilih yakni program diploma, baik diploma I, II atau III. D-I masa kuliah normalnya satu tahun, ini bisa kamu pergunakan juga untuk mengisi kekosongan sambil menunggu UMPTN tahun depan, tapi diusahakan pilih D-1 yang sesuai dengan bakat atau pilihan waktu mengikuti UMPTN, ini untuk mengantisipasi jika untuk kedua kalinya kamu gagal UMPTN, kamu bisa ambil D-2 atau D-III di program yang sama. Khusus untuk prodip ini memang lulusannya dipersiapkan untuk tenaga terampil, sehingga kalau kamu lulus D-1, memilih kerja usahakanlah kerja yang tidak menggangu kuliahmu, kalau kamu berniat untuk meneruskan kuliah di program yang sama. Atau kalau memang memilih D-3 maka ada PTN yang bisa mentransfer mahasiswa D-3 untuk menjadi S-1, nah itu bisa kamu lakukan jika kamu pandang itu baik bagi kamu. Perkuat dengan Bimbel Jika kamu betul-betul hanya pingin masuk PTN, maka pergunakanlah dengan baik waktu 1 tahun itu untuk konsentrasi belajar di Bimbingan Belajar. Atau privat bimbel yang intensif. Penguasaan matematika sangat berguna bagi kamu yang ngebet ikut UMPTN program IPA/IPC tahun depan. Selain sebagai modal untuk mengerjakan matematika, sekaligus juga modal menguasai Fisika. Pilih bimbel yang bener-bener berkualitas, dan yang berpengalaman berhasil meloloskan peserta Bimbel dalam UMPTN. Usahakanlah minta cara penyelesaian soal-soal UMPTN tahun kemarin dengan cara yang tercepat dan termudah. Hal ini untuk mempermudah cara belajar kamu juga supaya kamu nggak begitu sulit memikirkan soal-soal yang akan keluar nantinya. Kalau Ikut Kursus Mengambil kursus juga merupakan alternatif lain yang cukup jitu untuk kamu ambil. Misalnya kursus bahasa inggris, untuk membantu kamu nantinya ketika masuk UMPTN karena literature disana banyak berbahasa inggris. Selain itu untuk kamu yang milih program IPA/IPC bisa jadi modal untuk bisa lolos UMPTN tahun depan. Atau kursus yang sesuai dengan bakat dan kemampuan kamu yang penting tidak mengganggu waktu belajar kamu buat persiapan UMPTN tahun depan. Siapa tahu kamu bisa ahli dalam bidang tertentu khan bisa untuk modal masa depan. Ikut Pesantren Ikut Pesantren, tidak kalah jitunya pilihan yang boleh kamu pilih. Sambil mempersiapkan UMPTN tahun depan, masuk ke pesantren dulu. Disana kamu bisa dapat gemblengan mental yang islamy, sebelum kamu benar-benar siap menghadapi UMPTN tahun depan. Lagian, yang satu ini bisa buat bekal di akhirat kelak. Kenapa tidak dicoba yang satu ini. Jadi pilih pesantren yang memperbolehkan mondok 1 tahun, atau ikut pesantren-pesantren kilat yang diadakan oleh remas, atau organisasi-organisasi Islam lainnya. Nah, banyak sebenarnya alternatif yang bisa lakukan, ketika kamu gagal UMPTN. So, nggak perlu stress karenanya, kalau kemudian kamu masih stress karenanya berarti ada something wrong dalam diri kamu, yang ini harus diteliti apa hal itu? Apakah kuliah itu menentukan segala-galanya? Apakah kita bisa terpandang dan dikatakan berkpribadian kalau kita punya title sarjana S-1? Ataukah jaminan kalau lulusan S-1 itu bisa mudah cari kerja? Jikalau yang kamu cari prestise, harga diri atau title dalam kuliah maka suatu saat jikalau hal itu tidak kamu dapatkan pasti kamu akan kecewa. Faktanya justru ada yang kebalikan, orang yang tidak lulus S-1 tapi kemampuanya bisa setara dengan sarjana dan mendapat kehormatan lebih dari yang sarjana dan kerjanya tidak seburuk kalo memang dia lulusan S-1. Tapi kalau kamu kuliah untuk menuntut ilmu, apakah harus lewat PTN? Apakah hanya lewat PTN kamu akan memperoleh ilmu yang sungguh-sunguh ilmu, yang akan mengantarkanmu pada kebahagiaan hidup yang hakiki? Harap kamu ketahui, banyak lho orang yang berilmu tapi ia tidak pernah mengenal bangku PTN atau universitas apa pun. Banyak jalan yang bisa ditempuh untuk menjadi orang yang berilmu, yang jelas mantapkan keikhlasanmu untuk kuliah karena menuntut ilmu. Mudah-mudahan Allah memasukkan kamu ke dalam golongan yang "Allah mengangkat derajat orang-orang beriman dan orang-orang yang berilmu beberapat derajat (Al Mujadalah 11) (LBR)

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS